Edi Susanto vs Dukun

Judul yang aneh, begitu ketika saya selesai mengetik judul artikel ini. Tapi yach itu yang saya rasakan sekarang. Dalam menempuh hidup kebanyakan orang selalu mengeluh dengan apa yang di alami termasuk saya apalagi jika sedang dilanda masalah yang tiada henti. Dalam penyelesaiannya saya sering meminta pada Tuhan agar penyelesaiannya yang instan-instan saja dan jangan yang rumit. Itulah permintaan semua orang… tidak mau susah-susah. Dan tabiat ini berujung pada kebiasaan dalam setiap lini kehidupan kita. Kalau bisa instan saja.

Dalam berusaha untuk mendapatkan sesuatu kita bisa ‘meniru’ semangat yang dilakukan oleh para dukun itu. Lho? Mari kita tinggalkan sejenak frame yang biasa di timpakan kepada para dukun tersebut. Juga, coba kita hilangkan untuk sejenak konotasi yang negatif kepada para dukun agar kita bisa obyektif menilai tindakan mereka.

Sadarkah bahwa para dukun itu untuk mendapatkan ilmu-ilmu atau pusaka-pusaka yang mereka miliki itu, mereka harus melakukan segala ritual yang biasanya sangat berat untuk ukuran ordinary people. Dari yang puasa ngga makan selama 40 hari, ngga boleh bicara kepada siapa pun, minum darah dan syarat-syarat lainnya yang kadang diluar nalar kita (maklum saya ngga seorang dukun jadi syarat yang saya tahu ya cuma itu). Saya yakin sebagai manusia biasa para dukun itu sebetulnya juga enggan untuk melakukan hal-hal yang di luar nalar itu. Tapi semangat dan kemauan mereka-lah yang membuat mereka mau melakukan semua itu. Dalam pikiran mereka pokoknya tujuan untuk menguasai ilmu atau mendapat pusaka itu harus tercapai.

Bagaimana dengan kita? Seringkali kita itu untuk mencapai tujuan kita, kita malas melakukan ritual-ritual yang harus kita lakukan untuk menjadi seorang pebisnis online. Apakah ritual-ritual itu?

  1. Belajar hal-hal yang baru.
  2. Belajar menjadi seorang word smart bagi para pelaku paid review.
  3. Belajar meng-SEO kan website kita yang menjadi ladang minyak kita.
  4. Optimizing posisi, warna dan bentuk iklan-iklan Adsense kita. (atau layanan iklan yang lainnya)
  5. Mengupdate website kita dengan artikel-artikel yang berkualitas.
  6. Membuat perencanaan target dari website kita.
  7. Membuat road map dari rencana bisnis kita.
  8. Mencari peluang-peluang bisnis online yang lain.

Yang kita pikir itu hanya hasil nya saja. Kapan ya saya bisa beli mobil dari situ, kapan bisa beli rumah dan seterusnya. Kita hanya pingin instan saja dan akhirnya iri kepada para pebisnis online yang sudah berhasil tapi tidak pernah iri pada usaha-usaha yang dilakukan oleh mereka.

Coba sekarang kita pikirkan dengan usaha para dukun itu yang dilandasi juga dengan keinginan untuk mendapat sesuatu. Ketika saya mengingat akan hal itu saya menjadi malu sendiri dan akhirnya membuat bara semangat lagi dan saya ngga mau kalah lagi dengan para dukun itu… malu rasanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.