Suatu hari saya ketika pulang kerja, saya mengajak anak dan istri saya untuk pergi ke satu supermaket di dekat rumah saya. Dan rencana awal sih hanya ingin jalan-jalan dan membelikan anak saya jajanan coklat dan roti. Karena biasanya anak saya kalau bangun tidur yang diserbu dulu adalah kulkas untuk mengganjal perutnya setelah 8-9 jam tidak diisi waktu tidur.
Akhirnya mulailah kita belanja, seperti biasa kalau kita belanja itu jalannya mulai dari deret rak pertama sampai deret rak terakhir. Waktu belanja ngga terasa, ngga cuma coklat dan roti yang kita ambil, dari sosis, ayam goreng, roti tawar, durian monthong, sampai ubi jalar pun diambil. Dan ketika akan membayar, kami baru terasa bahwa belanjaanya sudah begitu banyak dan melenceng dari tujuan awal. Selidik demi selidik, ternyata waktu itu saya lapar sekali karena dari bangun tidur, kerja sampai belanja belum makan sama sekali (saya mempunyai pola makan yang amburadul sama sekali).
Akhirnya setelah membayar dan pulang ke rumah, semua makanan yang terbeli itu hanya termakan sedikit saja. Dan setelah dilihat belanjaan kami itu banyak barang sebetulnya yang tidak kami butuhkan dan membuang-buang uang saja. Dan memang pepatah yang mengatakan “Jangan belanja ketika anda lapar” itu adalah benar adanya. Ini juga salah satu tips lagi untuk menghemat keuangan kita, pastikan sebelum berbelanja kita berangkat dengan perut kenyang sehingga tidak ada pengeluaran yang berlebihan.
Ini juga tidak hanya berlaku terhadap lapar terhadap arti harafiahnya, tetapi juga berlaku ketika anda lapar ‘belanja’, biasanya ketika setelah anda mendapat gaji. Ketika anda di suatu supermaket besar begitu, pasti barang-barang elektronik yang tidak dibutuhkan pun akan terbeli dengan kondisi seperti itu. Dan penghematan pun dijaman yang sulit itu akan susah untuk dilaksanakan.