Bongkar Pagar Yang Mengelilingi Diri Kita

Ketika saya pertama kali memutuskan untuk menjadi seorang programmer 7 tahun yang lalu, hal pertama yang saya rasakan rasa minder yang berlebihan. Dikarenakan saya tidak mempunyai pendidikan formal tentang komputer dan ditambah lagi akademis saya hanya sampai SMA (sekarang SMU ya?) saja. Akhirnya saya tidak sadar saya membangun pagar tembok yang susah di tembus dan ironisnya pagar itu adalah bikinan saya sendiri. Akhirnya setelah bergumul dengan diri saya sendiri, antara keinginan dan rasa tidak percaya diri itu, saya sedikit memenangi perang pikiran itu 3 tahun kemudian.

Dan jika di pikir secara logis, itu adalah hal yang konyol karena saya sudah membuang 3 tahun dengan percuma. Dengan sedikit rasa percaya diri, saya mulai belajar pertama kali ada bahasa Visual Basic. 4 bulan kemudian saya pun mulai membaca tentang konsep RDBMS yang benar yang kemudian saya belajar implementasi nya di MySQL.

4 bulan kemudian, saya pun mulai berani membuat suatu sistem utuh pada suatu perusahaan. Dari akuntansi, persediaan dan penjualan meskipun di dalamnya muncul banyak sekali halangan-halangan dalam pembuatan program perdana saya tersebut. Seperti, saya tidak pernah tahu tentang akuntansi harus belajar juga dari awal agar dapat membuat sistem yang mempunyai alur yang benar.

Meskipun sampai hari ini saya belum berhasil membongkar ‘pagar’ dalam otak saya secara total, paling tidak saya sedikit berhasil melaluinya. Kadang saya berpikir, apa ya yang membuat saya bisa membongkar pagar-pagar saya tersebut. Ternyata selama itu saya di kelilingi oleh teman-teman dan keluarga yang selalu mendorong saya. Terutama teman-teman SMP saya yang sekarang sudah jauh berhasil daripada saya… hehehe (makasih ya Aris ama Heri (gimana kabar California?)) dan yang paling utama adalah yang tidak pernah mengenal lelah memberi dorongan moral yaitu istri saya.

Untuk para rekan-rekan yang merasa dirinya tidak mampu, sering kali hal tersebut diciptakan oleh diri kita sendiri dengan membuat ‘pagar tidak mampu’. Saran saya carilah lingkungan-lingkungan positif yang bisa membantu membongkar ‘pagar’ tersebut dan bangun kepercayaan diri kita secara perlahan karena dengan begitu kita bisa membongkar potensi kita yang sebenarnya.

One comment

  1. hebat mas. bro..hebat..selamat saya juga hanya lulan sma..dan sekarang sebagai programmer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.