Menjual Dengan Hati

Di era yang serba kompetitif ini, para pemilik usaha di bidang usaha apapun akan menghadapi persaingan yang sangat sengit. Banyak usaha dilakukan untuk menjadi pemenangnya. Dari membuat tokonya menjadi besar, bersih dan mengkilat; hire para SPG yang cantik-cantik sehingga produk-nya menjadi semakin eye catching saja. Tetapi ada sisi yang sering dilupakan oleh para pebisnis ini. Saya akan menceritakan suatu cerita yang menarik.

Disebuah toko sepatu, ada seorang pria yang hendak membeli sepasang sepatu. Setelah memilih sana-sini akhirnya disepakati harga dan jenis sepatunya. Akhirnya si pria ini membawa pulang sepatu itu. Karena si pria ini takut dengan istrinya lalu dia membuang dos/kotak sepatu dan nota pembelian dari sepatu itu dengan harapan istri-nya tidak curiga kalau dia beli sepatu itu.

Alhasil, ketika dia akan memakai sepatu itu, dia merasakan ada bagian sepatu itu yang tidak nyaman di kaki-nya dan membuat dia berpikir untuk mengembalikan sepatu itu. Tapi dia bingung karena dos dan nota pembelian-nya udah dibuang entah kemana. Seperti diketahui, bahwa jika anda akan komplain atas barang yang sudah anda beli, barang dan kemasannya harus utuh seperti waktu beli dan nota pembelian pun jadi satu keharusan agar anda dapat mengklaim barang tersebut.

Karena si pria ini tidak memiliki kedua ‘syarat’ tersebut, dia pun bingung tapi dia akhirnya nekat datang ke toko sepatu dimana dia membeli sepatunya kemarin. Waktu dia komplain ke penjaga tokonya dan menjelaskan duduk permasalahannya, diluar dugaan si pria itu, si kasir langsung menukar sepatu yang bermasalah itu dan bahkan memberinya hadiah sepasang kaus kaki! Wow…

Jika anda menjadi pria itu, next time anda ingin membeli sepatu buat anak, istri atau diri anda sendiri, dimana jika anda akan membeli sepatu? Pasti di toko itu. Bayangkan hanya dengan sepasang kaus kaki saja sudah menjadi alat pemasaran yang luar biasa. Si pria itu akan gethok tular ke semua teman-temannya bahwa toko sepatu itu bagus.

Dimana letak kehebatan kasir tersebut? Dia menjual dengan hati yang tulus dan mau mengerti akan kesusahan pelanggannya. Meskipun akan ada orang bilang, “Ah… itu hanyalah taktiknya saja!” That’s no matter, at least dia bisa mempraktekkan taktik yang hebat buat pelanggan dan toko-nya.

2 comments

  1. jangan hanya jual produk, tapi jual solusi maksudnya produk yang anda jual bisa memberikan solusi kata safir senduk, tau maksudnya ngak pak edi ?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.